Optimalisasi Desain Jembatan Skew dengan Dukungan BIM
Penulis : Muhammad Fanny Hidayat | WB170234
Pendahuluan
Penerapan teknologi dalam proyek infrastruktur bukan hanya soal kecepatan dan akurasi, namun juga bagaimana teknologi dapat menjadi alat bantu dalam mengambil keputusan desain yang efisien dan hemat biaya.
Salah satu contoh nyata implementasi ini adalah pada Proyek Jembatan PC U-Girder di Cikampek, di mana Building Information Modeling (BIM) digunakan tidak hanya untuk visualisasi dan produksi komponen beton pracetak, tetapi juga sebagai alat evaluasi dalam desain struktural — khususnya pada kasus jembatan berbentuk skew (miring).
BIM Sebagai Alat Evaluasi Teknis
Dengan menggunakan aplikasi Tekla Structures, tim teknis WIKA Kobe dapat membandingkan antara:
- 💻 Perhitungan material tulangan (besi) berdasarkan model digital (BIM)
- 📄 Perhitungan manual konvensional
Hasilnya menunjukkan adanya optimalisasi signifikan terhadap volume material, sehingga mencegah overdesign dan pemborosan dalam produksi. Hal ini sangat penting mengingat struktur seperti PCU Girder memiliki kebutuhan besi yang cukup besar dan presisi tinggi.
Selain itu, BIM juga berperan penting dalam proses deteksi dini terhadap clash (benturan desain antar elemen).
Salah satu clash yang berhasil diidentifikasi adalah potensi interferensi antara dudukan girder dan abutment akibat bentuk skew.
Dengan deteksi awal ini, solusi coakan lokal sedalam ±20 cm di dudukan balok pada abutment dapat direncanakan sejak awal, tanpa perlu perubahan besar pada desain struktur bawah.
Strategi Penempatan Jembatan Skew
Dalam proyek ini, jembatan didesain dengan konfigurasi skew untuk menyesuaikan dengan kondisi geografis dan trase jalan yang tidak tegak lurus. Pendekatan ini dinilai lebih efisien karena mempertahankan desain komponen yang ada tanpa perlu melakukan perubahan besar pada struktur bawah.
Keunggulan Penempatan Jembatan Skew:
- Desain PCU Girder tetap – Tidak perlu penambahan atau modifikasi tulangan akibat perubahan sudut jembatan.
- Tidak menggeser titik koordinat abutment – Koordinat tetap dapat dipertahankan sesuai desain awal.
- Hanya memerlukan coakan lokal – Cukup dilakukan coakan setempat sedalam ±20 cm pada dudukan balok di masing-masing abutment, tanpa mempengaruhi stabilitas struktur.
- Pondasi dan pile cap tetap – Tidak perlu dilakukan penyesuaian desain atau penambahan volume beton maupun besi.
- Efisiensi biaya dan waktu – Karena tidak ada kebutuhan redesain, biaya desain ulang dan material dapat ditekan secara signifikan.
Peran BIM dalam Mendukung Keputusan
Pemodelan 3D dengan BIM memungkinkan tim desain untuk mensimulasikan berbagai skenario penempatan girder sebelum eksekusi di lapangan. Hal ini memudahkan dalam:
- Mengevaluasi kelayakan teknis opsi desain skew
- Mengidentifikasi potensi clash sejak awal
- Memprediksi kebutuhan material dan pekerjaan tambahan
- Menyajikan visualisasi yang jelas bagi semua stakeholder
Penutup
Penerapan BIM dalam proyek Jembatan Cikampek telah menunjukkan bahwa teknologi bukan sekadar alat bantu produksi, melainkan juga alat strategis dalam pengambilan keputusan desain.
Penempatan jembatan dalam bentuk skew yang dipertahankan tanpa modifikasi besar, dengan dukungan BIM, menjadi contoh praktik terbaik (best practice) dalam proyek jembatan modern.
WIKA Kobe akan terus mendorong pemanfaatan teknologi untuk menciptakan efisiensi dan keunggulan dalam setiap proyek infrastruktur di Indonesia.